معهد حريضة للعلم و التربية

بعلم المقال والحال

Pedoman hidup melalui jalan salaf

Pondok Pesantren Huraidhah adalah lembaga pendidikan yang berlandaskan ilmu dan tarbiyah, mengambil pedoman dari ajaran salaf sholeh.

Salah satu keunggulan pesantren ini adalah mendidik santri dengan dasar kitab salaf serta membimbing mereka dengan metode tarbiyah para ulama terdahulu.

Sebagai bentuk penerapan tarbiyah salaf, kami menyusun panduan masalah umum beserta solusinya agar dapat menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mengikuti jalan salaf yang penuh berkah.

Ringkasan Masalah, Solusi, dan Contohnya

  1. Masalah Ibadah

Permasalahan:

  • Malas dalam beribadah, terutama shalat wajib dan membaca Al-Qur’an.

Solusi: Mengenal dan mempelajari ilmu ibadah dengan guru yang dapat membimbing.

Contoh: Ahmad sering malas shalat Subuh. Ia mulai memperbaiki kebiasaannya dengan tidur lebih awal, menyiapkan alarm, dan meminta keluarganya membangunkannya.

  • Tidak tahu tata cara ibadah yang benar karena kurang belajar.

Solusi: Mengikuti majelis ilmu yang membahas fiqh ibadah.

Contoh: Siti tidak tahu cara berwudhu yang benar. Setelah belajar dari gurunya, ia mulai memperbaiki wudhunya agar lebih sempurna.

  • Beribadah hanya ikut-ikutan tanpa memahami maknanya.

Solusi: Memahami makna dan tujuan ibadah dengan membaca kitab-kitab fiqh dan tafsir.

Contoh: Rudi hanya shalat karena kebiasaan tanpa memahami bacaannya. Setelah belajar makna bacaan shalat, ia lebih khusyuk dalam ibadahnya.

ingin tahu kitab ihya ulumuddin?klik disini
  1. Masalah Keputusan Hidup

Permasalahan:

  • Sering ragu dalam mengambil keputusan penting.

Solusi: Memperbanyak doa, terutama shalat istikharah.

Contoh: Fatimah bingung memilih antara dua pekerjaan. Setelah shalat istikharah dan berkonsultasi dengan ustaz, ia memilih pekerjaan yang lebih berkah meskipun gajinya lebih kecil.

  • Takut mengambil keputusan yang salah dan akhirnya tidak bertindak.

Solusi: Minta nasihat kepada ulama atau orang berpengalaman sebelum mengambil keputusan.

Contoh: Hasan ingin melanjutkan studi ke luar kota tetapi takut jauh dari keluarga. Setelah berdiskusi dengan orang tua dan ustaz, ia memilih pesantren yang lebih menekankan ilmu agama.

  • Terbiasa mengambil keputusan hanya berdasarkan keinginan tanpa pertimbangan agama.

Solusi: Membiasakan diri untuk menimbang baik dan buruk berdasarkan syariat sebelum mengambil keputusan.

Contoh: Lina sering mengambil keputusan secara spontan tanpa berpikir panjang. Setelah belajar tentang pentingnya musyawarah, ia mulai meminta pendapat orang-orang berpengalaman sebelum bertindak.

  1. Masalah Ilmu & Kesadaran

Permasalahan:

Tidak sadar bahwa dirinya kurang ilmu agama.

Solusi: Mengikuti majelis ilmu atau kajian online secara rutin.

Contoh: Ali awalnya tidak menyadari pentingnya bersiwak. Setelah mendengar ceramah tentang sunnah, ia mulai membawa siwak dan menggunakannya sebelum shalat.

  • Menganggap remeh sunnah dan tidak mau mengamalkannya.

Solusi: Memahami keutamaan sunnah melalui pembelajaran hadits.

Contoh: Dinda tidak terbiasa memakai hijab syar’i. Setelah mengikuti kajian tentang hijab, ia mulai memperbaiki cara berpakaiannya secara bertahap.

  • Tidak memiliki kebiasaan membaca dan menuntut ilmu.

Solusi: Membiasakan membaca buku agama dan bertanya kepada ahli ilmu.

Contoh: Budi jarang membaca buku agama. Setelah mengikuti program membaca di pesantren, ia mulai meluangkan waktu untuk membaca kitab-kitab ulama.

  1. Masalah Muamalat & Ekonomi

Permasalahan:

  • Tidak memahami hukum jual beli dalam Islam.

Solusi: Mempelajari fiqh muamalat dan memahami jenis transaksi yang halal dan haram.

Contoh: Zaid ingin membuka usaha, tetapi ia tidak tahu hukum jual beli yang benar. Setelah belajar tentang fiqh muamalat, ia mulai menerapkan akad yang sesuai dengan syariah.

  • Terjerumus dalam transaksi riba tanpa menyadari bahayanya.

Solusi: Menghindari transaksi yang mengandung riba dan mencari alternatif syariah.

Contoh: Rina memiliki tabungan di bank konvensional. Setelah memahami tentang riba, ia memindahkan tabungannya ke bank syariah.

  • Menggunakan harta tanpa memperhitungkan halal dan haramnya.

Solusi: Selalu mengecek sumber pendapatan dan cara penggunaan harta agar sesuai dengan syariat.

Contoh: Yusuf sering membeli barang tanpa mempertimbangkan kehalalannya. Setelah belajar tentang konsep halal dan haram, ia mulai lebih selektif dalam memilih produk dan jasa yang digunakannya.

  • Dengan ilmu dan usaha, setiap masalah dapat diatasi dan membawa kehidupan yang lebih berkah dan selamat di dunia serta akhirat.

Semoga Allah memudahkan kita dalam meniti jalan salaf dan memberikan keberkahan dalam kehidupan kita. Aamiin.Dengan ilmu dan usaha, setiap masalah ini bisa diatasi dan membawa kehidupan lebih berkah.